Si Filum Coelenterata

“COELENTERATA”

 

      Karang yang ada di pantai terbentuk dari kerangka luar tubuh salah satu jenis coelenterata. Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelentero= rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Coelenterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido= penyengat) karena sesuai degan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya. Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks. Sel-sel Coelenterata sudah terorgaisasi membentuk jarigan dan fungsi dikoordiasi oleh saraf sederhana.

Gambar 1. Coelenterata

 

      Coelenterata merupakan hewan yang hidup di dalam air, baik air tawar maupun air laut. Coelenterata ada yang hidup berkoloni di dalam laut seperti ubur-ubur kuping dan anemone laut, ada juga Coelenterata yang hidup soliter di perairan seperti hydra. Coelenterata mempunai dua tipe, yaitu polip dan medusa. Polip adalah bentuk Coelenterata yang seperti tabung, satu bagian menempel pada substrat, sedangkan ujung lainya terdiri dari tetakel. Polip tidak bisa bergerak bebas. Medusa merupakan bentuk Coelenterata yang seperti payung dan dapat bergerak bebas.

 

      Filum Coeleterata terdiri atas empat kelas. Tiga kelas mempunyai knidoblast, dimasukkan ke dalam kelompok Cnidaria (terdiri dari kelas hydrozoa, scyphozoa dan kelas anthozoa), satu kelas lagi tidak memiliki knidoblast dan disebut Acnidaria (kelas ctenopora).

 

A.    KLASIFIKASI DAN CIRI UMUM

Ciri-Ciri Coelenterata

1.      Memiliki rongga tubuh (coelom) berupa rongga gastrovasculer yang berfungsi sebagai alat pencernaan dan sirkulasi makanan. Sistem pencernaan berlangsung secara ekstraseluler (dalam gastrovaskuler) dan intraseluler (dalam sel endoderm).

2.      Diploplastik, dinding tubuh terdiri 2 lapisan, yaitu ektoderm ( lapisan luar ) berfungsi untuk melindungi tubuh dan sensasi, dan endoderm (lapisan dalam) berfungsi sebagai alat sekresi dan pencernaan makanan. Antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea (tengah). Lapisan mesoglea bersifat non seluler seperti agar-agar dan berfungsi sebagai tempat lalu lintasnya serabut saraf.

3.      Memiliki 2 bentuk kehidupan, yaitu bentuk polip dan medusa. Bentuk polip dengan ciri hidup soliter / berkoloni, menempel / menetap pada subtrat dasar, dan berkembang biak dengan cara vegetatif. Bentuk polip yang berkoloni dinamakan polimorfisme. Bentuk medusa dengan ciri hidup bergerak aktif / berenang bebas, berkembang biak dengan cara generatif.

Gambar 2.Polip dan Medusa

 

4.      Sistem reproduksi secara metagenesis, yaitu pergiliran keturunan antara vegetatif dengan generatif. secara vegetatif dengan membentuk kuncup / tunas / gemullae, dan secara generatif melalui pembuahan ovum dengan sperma.

5.      Sistem respirasi melalui seluruh tubuh secara difusi.

6.      Sistem syaraf dengan membentuk jala, yaitu berupa ganglion syaraf.

7.      Sistem gerak dengan menggunakan tentakel yang terdapat pada sekitar mulut. Tentakel juga berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan. Pada ujung tentakel terdapat sel knidoblast, setiap knidoblast mengandung alat penyengat yang dinamakan nematokist, yang berfungsi untuk mempertahankan diri dan melumpuhkan mangsa kedalam tubuhnya.

8.      Habitat umumnya di laut, kecuali Hydra sp (di air tawar).

9.      Rangka luarnya tersusun dari zat kapur/kitin.

10.  Tidak mempunyai kepala, anus, alat peredaran darah, alat ekskresi dan alat respirasi.

 

Ukuran dan bentuk tubuh

      Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam. Ada yang panjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip. Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel). Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang.

 

Struktur dan fungsi tubuh

      Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gastrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan. Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler. Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi. Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi. Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.

 

      Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin. Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut. Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas. Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).

Coelenterata ini berdasarkan bentuk, ukuran dan siklus hidupnya dibagi menjadi 4 kelas yaitu:

a.      Kelas HYDROZOA ( Hydro = air ; zoa = hewan)

Habitat di air (tawar/laut), ada yang soliter dan ada yang  koloni. Memiliki tentakel (4–6 buah) yang  berfungsi untuk  alat gerak dan membantu dalam menangkap mangsa. Pada tentakel terdapat sel–sel knidoblast yang  mengandung nematokist.Contoh :

 

 

1)      Hydra sp

Gambar 3.  Struktur Tubuh hydra

 

      Bentuk tubuh hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh hydra antara 0 mm – 30 mm. makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh postome dan disekelilingnya terdapat 6-10 buah tentakel.

      Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan dan selanjutnya dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler. Perkembangan hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru. Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan ditempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi hydra baru.

Gambar 4.  perkembangbiakan seksual pada hydra.

 

      Reproduksi dilakukan secara aseksual (dengan pembentukan tunas) dan seksual. Baik spermatozoid maupun ovum dibentuk dalam satu tubuh sehingga disebut hermafrodit. Dinding tubuh terdiri atas dua lapis (diploblastik), yaitu lapisan luar (epidermis), dan lapisan dalam (gastrodermis). Lapisan epidermis tersusun atas sel-sel kubus dan ditutupi dengan kutikula yang tipis serta transparan, kecuali epidermis di bagian aboral.

 

Lapisan luar (epidermis) tersusun atas lima buah tipe sel, yaitu:

§  Sel Epiteliomuskuler

Sel epiteliomuskuler berfungsi untuk proteksi dan kontraksi. Sel epiteliomuskuler pada ujung bebas melekat satu dengan yang lain. Ujung yang melekat pada mesoglea mengandung beberapa serabut kontraktil. Sel-sel epiteliomuskuler tersusun secara longitudinal (mengikuti sumbu tubuh) menonjol ke luar pada kedua belah sel, sehingga sel tersebut berbetuk huruf T

§  Sel interstitial

Sel interstitial bentuknya oval, berukuran kecil, terletak di bagian dasar di antara sel-sel epiteliomuskuler. Fungsi sel interstitial adalah: (1) pembentukan knidoblast, (2) pembentukan tunas, (3) pembentukan sel-sel kelamin, (4) regenerasi dan perbaikan sel-sel yang rusak.

§  Knidoblast (sel jelatang)

Di dalam knidoblast terdapat nematokist. Biasanya sel jelatang terletak di antara sel epiteliomuskuler, tapi yang terdapat di bagian tentakel terletak di dalam sel epiteliomuskuler. Sel epiteliomuskuler  yang memiliki sel jelatang khusus diberi nama sel induk semang. Nematokist terdiri dari empat tipe, yaitu:

-          Penetra (mempunyai benang yang panjang, pada bagian pangkal terdapat 3 duri yang panjang dan 3 baris duri).

-          Volvet (mempunyai benang yang pendek dan tebal).

-          Sterptile glutiat (mempunyai benang yang panjang dan duri kecil).

-          Stereolie glutiat (mempunyai benang yang lurus dan tidak berduri).

Penetra dan volvet berfungsi untuk menangkap mangsa, sedang streptolie dan stereolie glutiat berfungsi untuk membantu pergerakan.

§  Sel sensori dan sel saraf

Sel sensori terutama terdapat di bagian tentakel dan knidoblast dan di antara sel-sel epiteliomuskuler. Sel-sel saraf kurang lebih sama dengan multipolar neuron, terletak di bagian dasar epidermis.

§  Sel-sel sekresi kelenjar mukus

Sel-sel sekresi kelenjar mukus terletak terutama pada bagian basal (ujung aboral) hydra.

                       

                        Lapisan Gastrodermis

                        Sel-sel yang terdapat pada lapisan gastrodermis adalah:

-          Sel epiteliomuskuler (disebut juga sel-sel nutrisi, mempunyai flagel dan dapat membentuk pseudopodia).

-          Sel-sel kelenjar (terletak di antara sel-sel nutrisi, berfungsi menghasilkan enzim pencernaan).

-          Sel-sel sensoris (sel-sel sensoris pada lapisan gastrodermis sama seperti di dalam lapisan epidermis tetapi jumlahnya lebih sedikit). Sel-sel interstitial (jumlahnya tidak banyak).

 

Secara aseksual melalui pembentukan tunas/budding

Gambar 5. Perkembangbiakan aseksual

 

      Hydra bersifat holozoik, makananya berupa Cyclops, larva insekta, Anelida atau zooplankton lain. Zooplankton ditangkap tentakel dan dilumpuhkan oleh nematokist, kemudian ditelan masuk ke dalam rongga gastrovaskuler. Di dalam rongga gastrovaskuler makanan tadi akan dicerna dengan bantuan enzim tripsin yang dikeluarkan oleh sel kelenjar. Sel-sel nutrisi segera membentuk pseudopodia dan menangkap zat-zat makanan yang telah diolah secara ekstrasel. Makanan tadi dicerna lagi di dalam vakuola makanan, kemudian zat-zat makanan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi. Sisa-sisa zat metabolisme dan makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan kembali melalui mulut.

 

2)      Obelia sp

Obelia merupakan Coelenterata laut. Hidup berkoloni di air laut, memiliki bentuk polip maupun medusa, mengalami metagenesis, memiliki rangka luar dari zat kitin. Ada 2 macam bentuk polip, yaitu polip hidrant yang berfungsi utuk megambil zat-zat makanan (terdiri dari bagian: tentakel, mulut, hipostom dan hidroteka), dan polip gonangium yang berfungsi melakukan reproduksi dimana dihasilkan medusa. Gonangium terdiri atas gonopor, gonoteka dan blastostil.

 

      Rangka jernih di bagian luar disebut perisark, menutupi jaringan lunak di bagian dalam disebut koneosark. Medusa dilepaskan ke dalam air dan menjadi bentuk ubur-ubur yang dapat berenang. Kemudian akan berkembangbiak secara seksual. Persatuan antara sel telur dengan sperma meghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi individu baru.

Gambar 6. Daur hidup Obelia

     

      Obelia hidup berkoloni di laut dangkal sebagai polip di batu karang atau berenang di air sebagai medusa. Obelia membentuk suatu koloni yang disebut Zoopt (pto:tumbuh-tumbuhan), terdiri atas : hydroriza (akar) yaitu satu batang yang terletak horizontal melekat pada dasar laut. Drocouli (tangkai) merupakan batang tegak cabang dari hydroriza dan zooid-zooid pada ujung cabang drocaui berupa batang yang setebal benang jahit.Polip pada Obelia dibedakan menjadi  jenis polip pada cabang-cabang tegaknya, yaitu:

a.       Hydrat, yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan. Polip ini dilengkapi dengan tentakel.

b.      Gonangium, yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual, menghasilkan obelia dalam bentuk medusa, polip ini tidak dilengkapi tentakel.

Satu polip terdiri atas:

a.       Corpus: berbetuk kira-kira sebagai suatu silinder yang berwarna kuning yang didalamnya terdapat rongga.

b.      Manubrium/postoma: berbentuk sebagai conus merupakan lanjutan dari corpus berhubungan dengan dunia luar melalui ostium pada ujung menubrium

c.       Tentakel-tentakel: ada 4 buah yang berpangkal pada dataran luar pada tempat antara menubrium dan corpus.

d.      Hydroteca: berbentuk seperti piala yang terang dan tidak berwarna yang didalamnya terdapat polip.

      Perkembangbiakan obelia mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara keturunan seksual dengan aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas, kemudian setelah matang tunas memisahkan diri dari induknya dan berkembang menjadi medusa muda yang dapat berenang bebas. Selanjutnya medusa muda berkembang menjadi medusa dewasa. Perkembangbiakan seksual terjadi pada medusa dewasa. Hewan Obelia mempunyai dua alat kelamin (hermaprodit). Medusa dewasa akan menghasilkan sel telur. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip muda, polip dewasa dan tumbuh menjadi hewan Obelia. Selajutnya Obelia memulai melakukan pembiakan aseksual dengan pembentukan tunas/budding, sehingga membentuk koloni obelia baru.

 

      Hydrozoa tidak memiliki stomodeum, entero tidak bersepta dan tidak bernematokist, mesogle non seluler, medusa biasanya kecil dengan velum, habitatnya air laut atau air tawar, hidup soliter atau berkoloni, terdiri atas 3700 spesies.

 

 

Tabel1. Ordo hydrozoa

No

Ordo

Sub Ordo

Contoh Spesies

1

Hyroidea (polip berkembang dengan baik, soliter atau koloni, memiliki kuncup yang akan dilepaskan sebagai medusa baru, medusa memiliki oselli dan statokist ektodermal)

a.       Antomedusae (hidrat tidak memiliki hidrotkea, gonopor telanjang, gonad terletak pada manubrium, menusa tinggi, tidak berstatokist)

Hydra Penimatodra (hidup di air tawar, soliter tidak memiliki fase medusa)

 

 

b.      Leptomeduase (memiliki hidroteka, gonoporus terdapat dalam gonoteka, gonad terletak dalam saluran radial, medusa pipih dan bestatokist)

Obelia

Sertularia

Plumularia

 

Hyrocorallia (polip kecil dan memiliki dua bentuk, yaitu: gastrozoid dan daktilozoid, polip menonjol ke luar dari suatu lubang skeleton kapur yang massif)

Illepotia (daktilozoida berongga dan memiliki tentakel)

Millepora (merupakan koral dengan alat jelatang dengan nematokist yang ampuh, habitat: sepanjang pantai tropis dan sub tropis)

2

 

 

Stlasteria (daktilozoida tidak berongga, tidak memiliki tetakel)

Tlateca

 

Tracclia (generasi polip tereduksi, medusa dalam berbagai ukuran, memiliki vellum di bagian bawah tepi getah dan tentakel melekat di bagian atas tepi)

 

Liriope

Goioemus

Aglata

Cuia

Aegia

Tetraplatia

 

3

Siponopora (hidup berkoloni, terdiri atas berbagai polip, tidak memiliki tentakel oral, bagian atas koloni biasanya disokong oleh suatu bagian yang melayang, memiliki banyak nematokist yang besar dan tagguh, medusa tidak sempurna dan biasanya melekat dengan bagian batang atau cakram, jarang hidup bebas, mengapug di laut yang hangat)

 

Psalia pelagic (kapal perang Portugis)

Vellela

 

 

 

3)      Physalia sp

Hidup di laut, ada 3 macam bentuk polip , yaitu  polip gastrozoid (mencerna makanan, polip gonozoid (reproduksi), polip daktilozoid (menangkap mangsa).

Gambar 7. Contoh hydra, Obelia dan Physaliaa

 

b.      Kelas SCYPHOZOA (Skyphos = mangkok ; zoa = hewan)

Karakteristik : Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Pencernaan berlangsung secara ekstraseluler didalam rongga gastrovaskuler (terdiri atas sebuah rongga sentral dan empat kantong gastrovaskuler). Tiap kantong gastrovaskuler dilengkapi tentakel dan nematokist. Reproduksi secara metagenesis, yaitu reproduksi seksual (medusa) yang diikuti reproduksi aseksual (polip) dalam satu generasi. Tubuhnya transparan.

Gambar 8. Siklus hidup Aurelia sp

 

        Seekor larva berkembang dari telur yang telah dibuahi dan berenang dengan menggerakan rambut getarnya. Larva itu segera menjadi polip dan melekatkan diri pada benda padat. Polip tersebut menumbuhkan ruas yang lalu melepaskan diri dari induknya dan menjadi medusa kecil. Tiap medusa menjadi ubur-ubur. Ubur-ubur dewasa berpijah dan meng hasilka telur yang telah dibuahi. Daur kehidupanpun berulang lagi.

Gambar 8. Contoh :    Aurelia aurita (ubur-ubur), Cynea sp, Chrysaora fruttescents, Pelagia sp

 

Reproduksi Ubur-ubur

      Ubur-ubur memiliki siklus reproduksi khusus. Ubur-ubur tidak memiliki sistem tubuh khusus untuk reproduksi. Ubur-ubur jantan melepaskan sperma dalam air. Betina membawa telurnya di mulutnya atau perut. Ketika sperma yang dilepaskan di dalam air bersinggungan dengan telur betina, mereka dapat dibuahi. Pada tahap embrio, telur yang dibuahi tersebut disimpan dalam kantong mengerami sepanjang lengan mulut dari betina atau di perutnya. Setelah tahap embrio berakhir, larva bisa berubah menjadi planulae kecil yang berenang bebas dan mereka melepaskan diri dari tubuh ibu mereka. Pada tahap ini, mereka mulai tenggelam menjelang akhir dalam laut sampai mereka menempel pada permukaan yang keras dan tahap berikutnya dalam siklus reproduksi mereka dimulai.

      Reproduksi Seksual Sebagian: Setelah planula telah menemukan permukaan yang keras, itu menempel pada dasarnya. Masih menempel ke permukaan, dan dari waktu ke waktu polip baru akan terbentuk dari batang polip pertama. Proses ini diulang beberapakali tak terhitung, sampai seluruh koloni polip terbentuk. koloni Polip ini semua terhubung satu sama lain dengan selang makanan kecil. Hal ini memastikan bahwa setiap polip menerima terlepas gizi yang cukup dari tempatnya pada koloni. Tahap reproduksi ubur-ubur ini bisa bertahan selama bertahun-tahun dan koloni polip bisa tumbuh sampai ukuran besar.

 

c.       Kelas ANTHOZOA  ( Anthos = Bunga ; zoa = hewan)

Sering disebut anemon laut / mawar laut, karang laut. Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Reproduksi secara seksual (pembentukan gamet) dan aseksual (pembetukan tunas dan fragmentasi). Hidup secara soliter, memiliki tentakel beraneka ragam warna. Tentakel mengelilingi celah mulut  dan tersusun menyerupai mahkota bunga. Bila mendapat gangguan, tentakel akan ditarik masuk ke dalam  celah mulut dan mengeruntukan tubuhnya.

Gambar 9. Contoh :  Karang Suling ( Tubifora musica), Akar bahar (Euplxaura antiphetes), Hewan karang (Acrophora sp)

 

d.      CTENOPHORA

Ciri: Habitat di laut. Hanya ditemukan dalam bentuk medusa, simetri radial, tidak memiliki nematokist. Sering di sebut juga Ubur-ubur sisir (Comb jellies) , karena punya alat gerak sisir yang  disebut costae.

Gambar 10. contoh : Hormiphora sp, Pleurobranchia sp, Mnemiopsis sp

 

§  Mawar Laut (Anemon Laut)

Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaa mulut mawar laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga mawar laut tetap bersih.

 

Reproduksi Anemon

     Gonad adalah potongan jaringan pada polip. Kedua reproduksi seksual dan aseksual dapat terjadi. Dalam reproduksi seksual jantan melepaskan sperma untuk merangsang betina untuk melepaskan telur, dan terjadi pembuahan. Anemon mengeluarkan telur dan sperma melalui mulut. Sel telur yang dibuahi berkembang menjadi planula, yang mengendap dan tumbuh menjadi polip tunggal. Anemon juga dapat bereproduksi secara aseksual, dengan tunas, pembelahan biner (polip memisahkan menjadi dua bagian), dan pedal laserasi, di mana potongan-potongan kecil dari piringan pedal pecah dan beregenerasi menjadi anemon kecil.

 

§  Koral (Karang)

Koral cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang yaitu karang pantai, karang penghalang dan karang atol. Reproduksi koral pola dan tipe reproduksi karang sangat beragam. Sebagian besar karang adalah monocious (hermafrodit), sebagian yang lain adalah diocious. Di antara karang-karang tersebut, ada yang melakukan pembuahan internal ada pula yang eksternal. Karang yang melakukan pembuahan internal disebut juga sebagai pengeram (brooders), sedangkan yang mejalani fertilisasi eksteral disebut pemijah (broadcast spawers). Karang pengeram biasanya menghasilkan telur yang lebih sedikit dari karang pemijah. Fertilisasi karang pemijah terjadi di dalam air laut. Fertilisasi karang pengeram terjadi di dalam rongga gastrovaskuler, dimana telur menetap beberapa baris sebelum pemijahan berlangsung.

      Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari setelah bulan purnama. Masing-masing spesies biasanya mempunyai jadwal tertentu untuk memijah setiap tahunnya. Banyak koral bereproduksi dua kali dalam satu tahun. Sebagian besar koral melepaskan telur dan sperma ke dalam air, hasil fertilisasi membentuk zigot yang akan berkembang menjadi larva. Larva planula dalam 4 jam pertama sebagian besar terkosentrasi di permukaan air. Semakin lama larva kehilangan keterapungan (bouac) sehingga  semakin tenggelam dan larva semakin besar di air bagian bawah.

      Jika tersedia substrat yang sesuai maka larva planula yang telah kehilangan keterapungan nya akan menempel, melekat di substrat dan mengalami metamorphosis, yang kemudian tumbuh membentuk karang baru. Penempelan larva dimulai jika larva planula yang competen dapat menemukan substrat yang keras. Sebelum menempel, planula berenang di sekitar substrat untuk mencari dan menguji lokasi mana yang akan ditempeli bagian aboral planula diduga mempunyai semacam sensor yang berperan dalam pemilihan substrat tersebut.

      Jenis koral berdasarkan kemampuan memproduksi kapur maka karang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu karang hermatipik dan karang ahermatipik. Karang hermatipik adalah karang yang dapat membetuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya di daerah tropis. Contohnya adalah scleractiia, millepora, tubifora, eliopora dan acropora. Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas di seluruh dunia, contohnya karang alcoaceae, atipataria.

      Perbedaan utama karang hermatipik dan Ahermatipik adalah adanya simbiosis mutualisme antara karang hermatipik dengan zooxatellae, misalnya dari genus smbiodiium, gmodiium microadriatum yang hidup di koral. Zooxatellae tergantung cahaya matahari untuk fotosintesis, sehingga harus hidup di tempat dangkal dan di air bersih. Air terpolusi menyebabkan zooxatellae mati dan karang akan kehilangan warna. Peningkatan suhu di lautan juga menyebabkan coral bleacing. Coral bleacing dapat menyebabkan koral mati. Koral hermatipik membentuk terumbu karang dalam waktu ribuan tahun terdapat tiga jenis terumbu karang yaitu:

-          Friging reef (terumbu karang patai)

Friging reef adalah terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Contoh friging reef adalah bunaken (Sulawesi), pulau panaitan (banten), nusa dua bali.

-          Barier reef (karang sawar terpisah)

Merupakan terumbu karang yang terletak pada jarak yang relative jauh dari pulau, sekitar 0,5 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 7,5 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbu di sekitar pulau sangat besar atau membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: batuan tengah (Kep. Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

§  Atol

Terumbu karang cincin adalah terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Indonesia merupakan wilayah terbesar ketiga yang dihuni oleh terumbu karang dengan luas 85.000 km. berdasarkan monitoring tahun 2000 terumbu karang di Indonesia 6% dalam kondisi sangat baik, 4 % kondisi baik, 70% kondisi rusak dan butuh perbaikan. Kerusakan terumbu karang disebabkan pegambilan ikan (BOM, sianida), pegelolaan pariwisata yang kurang bagus dan perubahan cuaca.

 

e.       Cubozoa

Cubozoa dicirikan dari medusa yang berbentuk kotak (kuboid) sehingga dikenal sebagai box jellyfish. Cubozoa dianggap lebih maju sehingga dipisahkan dari Scypozoa. Tentakel terdapat pada empat sudut yang keluar dari struktur mirip pendulum semua cubozoa hidup di laut dan merupakan perenang yang hebat. Box jellyfish seperti spesies Ciroex fleckeri dan Carukia baresi sangat beracun dan sengatannya dapat berakibat fatal terhadap manusia. Ciroex racunnya lebih potensial dibandingkan kobra, namun tidak semua spesies box jellyfish berbahaya bagi manusia. Cubozoa  mempunyai  bangsa,  suku, 8 marga dengan kurang lebih 30 jenis. Cubozoa dapat ditemukan di hampir semua perairan tropis di seluruh dunia.

 

      Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembetukan tunas. Pembetukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membetuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembetukan gamet (ovum dengan sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip. Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

 

EKOLOGI

      Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.

 

PERANAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

      Hewan ubur-ubur yang  banyak di perairan Indonesia dapat  dimanfaatkan untuk pembuatan tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan, selain itu untuk makanan.

  • Karang atol, karang pantai, dam karang penghalang (barier) dapat melindungi pantai dari abrasi air laut.
  • Karang merupakan tempat persembunyian dan perkembangbiakan ikan.
  • Memiliki nilai ekonomi yang  tinggi, misal jenis batu karang merah.
  • Batu karang merupakan bahan pembuat kapur.
  • Batu karang sebagai taman laut, sehingga memberikan pemandangan yang indah.
  • Kerangka akar bahar (Euplxaura antiphetes) dapat digunakan sebagai gelang.
  • Beberapa jenis koral, melakukan simbiosis mutualisme dengan Dinoflagellata. Koral dengan polipnya melindungi dinoflagella, sedangkan dinoflagella menyediakan oksigen dan mendaur ulang sisa metabolisme koral. Koral terkadang dapat hidup berkelompok dalam jumlah yang banyak dan membentuk susunan yang disebut coral reef. Contohnya adalah The Great Barrier Reef di Australia yang panjangnya hampir 2.000 km

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aan Permanasari, 2008 Referensi sains dalam keidupan manusia Jakarta:IPA Abong

 

Sunardi, 2006 Media Pendidikan Biologi Avertebrata Jakarta: PT Widya Duta Grafika

 

Adun Rusyana, 2011 Zoologi Ivertebrata (Teori da Praktik) Bandung: Alfabeta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


No comments:

Post a Comment

Adbox