“COELENTERATA”
Karang
yang
ada di pantai
terbentuk dari kerangka luar tubuh salah satu
jenis coelenterata.
Coelenterata
(dalam bahasa
yunani, coelentero=
rongga) adalah invertebrata yang
memiliki rongga
tubuh. Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).
Coelenterata
disebut juga Cnidaria
(dalam bahasa
yunani, cnido= penyengat)
karena sesuai degan cirinya yang memiliki sel penyengat.
Sel penyengat terletak pada tentakel yang
terdapat disekitar mulutnya. Coelenterata
memiliki struktur tubuh
yang lebih kompleks. Sel-sel Coelenterata
sudah terorgaisasi
membentuk jarigan dan
fungsi dikoordiasi
oleh saraf sederhana.
Coelenterata
merupakan
hewan yang hidup
di dalam air, baik air tawar maupun
air laut. Coelenterata
ada yang hidup
berkoloni
di dalam laut seperti ubur-ubur kuping
dan anemone
laut, ada juga Coelenterata yang
hidup soliter di perairan seperti hydra.
Coelenterata
mempunai dua tipe, yaitu polip dan medusa. Polip adalah bentuk
Coelenterata
yang seperti tabung, satu bagian menempel
pada substrat, sedangkan ujung
lainya terdiri dari
tetakel. Polip tidak bisa bergerak bebas. Medusa merupakan bentuk Coelenterata yang
seperti payung dan
dapat bergerak bebas.
Filum Coeleterata terdiri atas
empat kelas. Tiga kelas mempunyai
knidoblast,
dimasukkan
ke
dalam kelompok Cnidaria
(terdiri dari kelas hydrozoa, scyphozoa
dan kelas anthozoa),
satu kelas lagi tidak memiliki knidoblast
dan disebut Acnidaria
(kelas
ctenopora).
A. KLASIFIKASI
DAN CIRI
UMUM
Ciri-Ciri Coelenterata
1. Memiliki
rongga tubuh (coelom) berupa rongga gastrovasculer yang berfungsi sebagai
alat pencernaan dan sirkulasi makanan. Sistem pencernaan berlangsung secara
ekstraseluler (dalam gastrovaskuler)
dan intraseluler (dalam sel endoderm).
2. Diploplastik,
dinding tubuh terdiri 2 lapisan, yaitu ektoderm
( lapisan luar ) berfungsi
untuk melindungi
tubuh dan sensasi,
dan endoderm (lapisan dalam) berfungsi
sebagai alat sekresi dan
pencernaan makanan.
Antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea (tengah). Lapisan mesoglea
bersifat non seluler seperti agar-agar dan berfungsi sebagai tempat lalu lintasnya
serabut saraf.
3. Memiliki
2 bentuk kehidupan, yaitu bentuk polip dan medusa. Bentuk polip dengan ciri
hidup soliter / berkoloni, menempel / menetap pada subtrat dasar, dan berkembang
biak dengan cara vegetatif. Bentuk polip yang berkoloni dinamakan polimorfisme. Bentuk medusa dengan ciri
hidup bergerak aktif / berenang bebas, berkembang biak dengan cara generatif.
Gambar 2.Polip dan Medusa
4. Sistem
reproduksi secara metagenesis, yaitu
pergiliran keturunan antara vegetatif dengan generatif. secara vegetatif dengan
membentuk kuncup / tunas / gemullae,
dan secara generatif melalui pembuahan ovum dengan sperma.
5. Sistem
respirasi melalui seluruh tubuh secara difusi.
6. Sistem
syaraf dengan membentuk jala, yaitu berupa ganglion syaraf.
7. Sistem
gerak dengan menggunakan tentakel yang terdapat pada sekitar mulut. Tentakel
juga berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan. Pada ujung tentakel
terdapat sel knidoblast, setiap knidoblast mengandung alat penyengat
yang dinamakan nematokist, yang
berfungsi untuk mempertahankan diri dan melumpuhkan mangsa kedalam tubuhnya.
8. Habitat
umumnya di laut, kecuali Hydra sp (di
air tawar).
9. Rangka luarnya tersusun dari zat kapur/kitin.
10. Tidak
mempunyai kepala, anus, alat peredaran darah, alat ekskresi dan alat respirasi.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam. Ada yang panjangnya beberapa
milimeter, misal Hydra dan ada yang
mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh
Coelenterata simetris radial dengan
bentuk berupa medusa atau polip. Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung
yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel). Polip berbentuk seperti
tabung atau seperti medusa yang memanjang.
Struktur
dan fungsi tubuh
Coelenterata
merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron
atau gastrosol. Gastrosol adalah
pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan
enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.
Pencernaan di dalam gastrosol disebut
sebagai pencernaan ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gastrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola
makanan. Pencernaan di dalam sel gastrodermis
disebut pencernaan intraseluler. Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian
tubuh lainnya secara difusi. Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan
pembuangan karbondioksida secara difusi. Coelenterata
memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala yang berfungsi
mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan
sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun
dari bahan gelatin. Tubuh Coelenterata
yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut
dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata
yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan
makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk menangkap
mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut. Pada permukaan tentakel terdapat
sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas. Setiap knidosit
mengandung kapsul penyengat yang disebut
nematokis (nematosista).
Coelenterata ini berdasarkan bentuk,
ukuran dan siklus hidupnya
dibagi menjadi
4 kelas yaitu:
a.
Kelas HYDROZOA
( Hydro = air ; zoa = hewan)
Habitat di air (tawar/laut), ada yang
soliter dan ada yang koloni. Memiliki tentakel (4–6 buah) yang
berfungsi untuk alat gerak dan membantu dalam menangkap mangsa.
Pada tentakel terdapat sel–sel knidoblast
yang mengandung nematokist.Contoh :
1)
Hydra sp
Gambar 3. Struktur Tubuh hydra
Bentuk tubuh hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh hydra antara 0 mm – 30
mm. makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya
untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan
terdapat mulut yang dikelilingi oleh postome dan
disekelilingnya terdapat 6-10 buah tentakel.
Tentakel berfungsi sebagai alat untuk
menangkap makanan dan selanjutnya dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler. Perkembangan hydra terjadi secara aseksual
dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus
membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi
individu baru. Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel
telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk
zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan
berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat
berenang bebas dan ditempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar
perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio
tumbuh menjadi hydra baru.
Gambar
4. perkembangbiakan
seksual pada hydra.
Reproduksi dilakukan
secara aseksual (dengan
pembentukan tunas)
dan seksual. Baik spermatozoid maupun
ovum dibentuk dalam satu tubuh
sehingga disebut hermafrodit. Dinding
tubuh terdiri atas dua lapis (diploblastik), yaitu lapisan
luar (epidermis), dan
lapisan dalam (gastrodermis).
Lapisan epidermis tersusun
atas sel-sel kubus dan ditutupi dengan
kutikula yang
tipis serta transparan,
kecuali epidermis di bagian aboral.
Lapisan
luar (epidermis) tersusun atas lima buah
tipe sel, yaitu:
§ Sel
Epiteliomuskuler
Sel epiteliomuskuler berfungsi untuk proteksi dan
kontraksi. Sel epiteliomuskuler pada ujung bebas melekat satu dengan yang lain. Ujung yang melekat pada mesoglea mengandung beberapa
serabut kontraktil. Sel-sel epiteliomuskuler tersusun secara longitudinal (mengikuti sumbu tubuh) menonjol ke luar
pada kedua belah sel, sehingga sel tersebut berbetuk huruf T
§ Sel
interstitial
Sel interstitial bentuknya oval, berukuran
kecil, terletak di bagian
dasar di antara sel-sel epiteliomuskuler. Fungsi sel
interstitial adalah: (1) pembentukan knidoblast,
(2) pembentukan tunas, (3) pembentukan sel-sel kelamin, (4) regenerasi dan
perbaikan sel-sel yang rusak.
§ Knidoblast (sel jelatang)
Di
dalam knidoblast terdapat nematokist. Biasanya
sel jelatang terletak di antara
sel epiteliomuskuler, tapi yang terdapat di
bagian tentakel terletak di dalam sel epiteliomuskuler. Sel epiteliomuskuler yang
memiliki sel jelatang khusus
diberi nama sel induk
semang. Nematokist terdiri dari empat tipe, yaitu:
-
Penetra (mempunyai
benang yang panjang,
pada bagian pangkal
terdapat 3 duri yang
panjang dan
3 baris duri).
-
Volvet (mempunyai
benang yang pendek
dan tebal).
-
Sterptile glutiat (mempunyai
benang yang panjang
dan duri kecil).
-
Stereolie glutiat (mempunyai
benang yang lurus dan
tidak berduri).
Penetra dan
volvet berfungsi
untuk menangkap
mangsa, sedang streptolie dan stereolie
glutiat berfungsi
untuk membantu pergerakan.
§ Sel sensori
dan sel saraf
Sel
sensori terutama terdapat di bagian
tentakel dan knidoblast dan
di antara sel-sel epiteliomuskuler.
Sel-sel saraf kurang lebih
sama dengan
multipolar neuron,
terletak di bagian dasar epidermis.
§ Sel-sel sekresi kelenjar
mukus
Sel-sel
sekresi kelenjar mukus terletak terutama pada
bagian basal (ujung aboral) hydra.
Lapisan Gastrodermis
Sel-sel
yang terdapat pada
lapisan gastrodermis adalah:
-
Sel
epiteliomuskuler (disebut juga
sel-sel nutrisi, mempunyai
flagel dan
dapat membentuk pseudopodia).
-
Sel-sel
kelenjar (terletak di antara
sel-sel nutrisi, berfungsi
menghasilkan
enzim pencernaan).
-
Sel-sel
sensoris (sel-sel sensoris
pada lapisan
gastrodermis sama
seperti di dalam lapisan epidermis tetapi jumlahnya
lebih sedikit). Sel-sel interstitial
(jumlahnya tidak banyak).
Secara
aseksual melalui pembentukan tunas/budding
Gambar 5. Perkembangbiakan aseksual
Hydra
bersifat holozoik,
makananya berupa Cyclops,
larva insekta,
Anelida atau zooplankton
lain. Zooplankton
ditangkap tentakel dan dilumpuhkan
oleh nematokist,
kemudian
ditelan masuk ke dalam rongga gastrovaskuler.
Di dalam rongga
gastrovaskuler makanan
tadi akan
dicerna dengan
bantuan enzim
tripsin yang
dikeluarkan
oleh sel kelenjar. Sel-sel nutrisi segera membentuk pseudopodia
dan menangkap
zat-zat makanan yang
telah diolah secara ekstrasel. Makanan
tadi dicerna
lagi di dalam vakuola makanan, kemudian zat-zat makanan
diedarkan
ke seluruh
tubuh secara difusi.
Sisa-sisa zat metabolisme dan
makanan yang
tidak dapat dicerna
dikeluarkan
kembali melalui mulut.
2) Obelia sp
Obelia
merupakan
Coelenterata
laut. Hidup berkoloni di air laut, memiliki bentuk polip maupun medusa,
mengalami metagenesis, memiliki rangka luar dari zat kitin. Ada 2 macam bentuk
polip, yaitu polip hidrant yang
berfungsi utuk megambil zat-zat makanan (terdiri dari bagian: tentakel,
mulut, hipostom
dan hidroteka),
dan polip gonangium yang berfungsi melakukan reproduksi dimana dihasilkan medusa. Gonangium terdiri
atas gonopor,
gonoteka
dan blastostil.
Rangka jernih
di bagian
luar disebut perisark, menutupi jaringan
lunak di bagian dalam disebut koneosark.
Medusa dilepaskan
ke dalam air dan
menjadi bentuk ubur-ubur yang
dapat berenang. Kemudian akan
berkembangbiak
secara seksual. Persatuan
antara sel telur dengan
sperma meghasilkan zigot yang
akan tumbuh menjadi
individu baru.
Gambar 6. Daur hidup Obelia
Obelia hidup berkoloni di laut dangkal
sebagai polip di batu karang atau berenang di air sebagai medusa. Obelia membentuk suatu koloni yang
disebut Zoopt (pto:tumbuh-tumbuhan),
terdiri atas : hydroriza (akar) yaitu
satu batang yang terletak horizontal melekat pada dasar laut. Drocouli (tangkai) merupakan batang
tegak cabang dari hydroriza dan zooid-zooid pada ujung cabang drocaui berupa batang yang setebal
benang jahit.Polip pada Obelia
dibedakan menjadi jenis polip pada
cabang-cabang tegaknya, yaitu:
a.
Hydrat,
yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan. Polip ini
dilengkapi dengan tentakel.
b.
Gonangium,
yaitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual, menghasilkan obelia dalam bentuk medusa, polip ini
tidak dilengkapi tentakel.
Satu
polip terdiri atas:
a.
Corpus:
berbetuk kira-kira sebagai suatu silinder yang berwarna kuning yang didalamnya
terdapat rongga.
b.
Manubrium/postoma:
berbentuk sebagai conus merupakan lanjutan dari corpus berhubungan dengan dunia
luar melalui ostium pada ujung menubrium
c.
Tentakel-tentakel: ada 4 buah yang
berpangkal pada dataran luar pada tempat antara menubrium dan corpus.
d.
Hydroteca:
berbentuk seperti piala yang terang dan tidak berwarna yang didalamnya terdapat
polip.
Perkembangbiakan obelia mengalami
pergiliran keturunan (metagenesis)
antara keturunan seksual dengan aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual
dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas, kemudian
setelah matang tunas memisahkan diri dari induknya dan berkembang menjadi
medusa muda yang dapat berenang bebas. Selanjutnya medusa muda berkembang
menjadi medusa dewasa. Perkembangbiakan seksual terjadi pada medusa dewasa.
Hewan Obelia mempunyai dua alat kelamin (hermaprodit). Medusa dewasa akan
menghasilkan sel telur. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh dan
membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula.
Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip muda, polip dewasa dan tumbuh menjadi
hewan
Obelia. Selajutnya
Obelia memulai melakukan
pembiakan
aseksual dengan pembentukan
tunas/budding, sehingga
membentuk koloni obelia baru.
Hydrozoa
tidak memiliki stomodeum, entero
tidak bersepta dan
tidak bernematokist,
mesogle non
seluler, medusa biasanya
kecil dengan velum, habitatnya air laut atau air tawar, hidup soliter atau berkoloni, terdiri atas 3700 spesies.
Tabel1. Ordo hydrozoa
No |
Ordo |
Sub Ordo |
Contoh Spesies |
1 |
Hyroidea
(polip berkembang
dengan baik, soliter atau koloni, memiliki kuncup yang
akan dilepaskan sebagai medusa baru, medusa memiliki
oselli dan
statokist ektodermal) |
a.
Antomedusae (hidrat tidak memiliki hidrotkea, gonopor telanjang,
gonad terletak pada
manubrium, menusa tinggi, tidak berstatokist) |
Hydra
Penimatodra (hidup di air tawar, soliter tidak memiliki
fase medusa) |
|
|
b. Leptomeduase
(memiliki hidroteka,
gonoporus terdapat
dalam gonoteka,
gonad terletak
dalam saluran
radial, medusa pipih
dan bestatokist) |
Obelia Sertularia Plumularia |
|
Hyrocorallia
(polip kecil dan
memiliki dua bentuk,
yaitu: gastrozoid
dan daktilozoid,
polip menonjol ke luar dari suatu lubang skeleton kapur yang
massif) |
Illepotia (daktilozoida
berongga dan memiliki tentakel) |
Millepora (merupakan koral dengan
alat jelatang
dengan nematokist yang
ampuh, habitat: sepanjang
pantai tropis dan sub tropis) |
2 |
|
Stlasteria (daktilozoida tidak berongga, tidak memiliki tetakel) |
Tlateca |
|
Tracclia (generasi polip tereduksi, medusa dalam
berbagai ukuran,
memiliki vellum di bagian
bawah tepi getah dan tentakel melekat di bagian atas tepi) |
|
Liriope Goioemus Aglata Cuia Aegia Tetraplatia |
3 |
Siponopora (hidup berkoloni, terdiri atas berbagai polip, tidak
memiliki tentakel
oral, bagian
atas koloni
biasanya
disokong
oleh suatu bagian yang
melayang, memiliki banyak nematokist yang
besar dan
tagguh,
medusa tidak sempurna
dan biasanya melekat dengan
bagian
batang atau cakram,
jarang hidup bebas, mengapug
di laut yang hangat) |
|
Psalia pelagic (kapal perang Portugis) Vellela |
3)
Physalia
sp
Hidup di laut, ada 3 macam bentuk
polip , yaitu polip gastrozoid (mencerna makanan, polip gonozoid (reproduksi), polip daktilozoid
(menangkap mangsa).
Gambar 7. Contoh
hydra, Obelia dan Physaliaa
b.
Kelas
SCYPHOZOA
(Skyphos = mangkok ; zoa = hewan)
Karakteristik : Bentuk tubuh Scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan,
sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Pencernaan berlangsung secara
ekstraseluler didalam rongga gastrovaskuler
(terdiri atas sebuah rongga sentral dan empat kantong gastrovaskuler). Tiap kantong gastrovaskuler
dilengkapi tentakel dan nematokist.
Reproduksi secara metagenesis, yaitu
reproduksi seksual (medusa) yang diikuti reproduksi aseksual (polip) dalam satu
generasi. Tubuhnya transparan.
Gambar 8. Siklus hidup
Aurelia sp
Seekor larva berkembang dari telur yang
telah dibuahi dan
berenang dengan menggerakan rambut getarnya. Larva itu segera menjadi polip dan melekatkan diri pada benda padat. Polip tersebut menumbuhkan ruas yang
lalu melepaskan
diri dari induknya dan
menjadi medusa kecil.
Tiap medusa menjadi
ubur-ubur. Ubur-ubur dewasa berpijah
dan meng hasilka
telur yang telah dibuahi. Daur kehidupanpun
berulang lagi.
Gambar
8. Contoh : Aurelia aurita (ubur-ubur), Cynea
sp, Chrysaora fruttescents, Pelagia
sp
Reproduksi Ubur-ubur
Ubur-ubur memiliki siklus reproduksi khusus. Ubur-ubur tidak memiliki
sistem tubuh khusus untuk reproduksi. Ubur-ubur jantan melepaskan sperma dalam
air. Betina membawa telurnya di mulutnya atau perut. Ketika sperma yang
dilepaskan di dalam air bersinggungan dengan telur betina, mereka dapat
dibuahi. Pada tahap embrio, telur yang dibuahi tersebut disimpan dalam kantong
mengerami sepanjang lengan mulut dari betina atau di perutnya. Setelah tahap embrio
berakhir, larva bisa berubah menjadi planulae kecil yang berenang bebas dan
mereka melepaskan diri dari tubuh ibu mereka. Pada tahap ini, mereka mulai
tenggelam menjelang akhir dalam laut sampai mereka menempel pada permukaan yang
keras dan tahap berikutnya dalam siklus reproduksi mereka dimulai.
Reproduksi Seksual Sebagian: Setelah planula telah menemukan permukaan
yang keras, itu menempel pada dasarnya. Masih menempel ke permukaan, dan dari
waktu ke waktu polip baru akan terbentuk dari batang polip pertama. Proses ini
diulang beberapakali tak terhitung, sampai seluruh koloni polip terbentuk.
koloni Polip ini semua terhubung satu sama lain dengan selang makanan kecil.
Hal ini memastikan bahwa setiap polip menerima terlepas gizi yang cukup dari tempatnya
pada koloni. Tahap reproduksi ubur-ubur ini bisa bertahan selama bertahun-tahun
dan koloni polip bisa tumbuh sampai ukuran besar.
c. Kelas
ANTHOZOA ( Anthos
= Bunga ; zoa = hewan)
Sering
disebut anemon laut / mawar laut, karang laut. Anthozoa dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip. Reproduksi
secara seksual (pembentukan gamet) dan aseksual (pembetukan tunas dan
fragmentasi). Hidup secara soliter, memiliki tentakel beraneka ragam warna.
Tentakel mengelilingi celah mulut dan tersusun menyerupai mahkota bunga.
Bila mendapat gangguan, tentakel akan ditarik masuk ke dalam celah mulut
dan mengeruntukan tubuhnya.
Gambar
9. Contoh : Karang Suling ( Tubifora musica), Akar bahar (Euplxaura antiphetes), Hewan karang (Acrophora
sp)
d.
CTENOPHORA
Ciri: Habitat di
laut. Hanya ditemukan dalam bentuk medusa, simetri radial, tidak memiliki
nematokist. Sering di sebut juga Ubur-ubur sisir (Comb jellies) ,
karena punya alat gerak sisir yang disebut costae.
Gambar
10. contoh : Hormiphora sp, Pleurobranchia sp, Mnemiopsis sp
§ Mawar
Laut (Anemon Laut)
Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaa mulut mawar laut terdapat
banyak tentakel berukuran pendek.
Tentakel ini berfungsi untuk mencegah
agar pasir dan
kotoran lain tidak melekat sehingga
mawar laut tetap bersih.
Reproduksi Anemon
Gonad adalah potongan jaringan pada polip. Kedua reproduksi seksual dan
aseksual dapat terjadi. Dalam reproduksi seksual jantan melepaskan sperma untuk
merangsang betina untuk melepaskan telur, dan terjadi pembuahan. Anemon
mengeluarkan telur dan sperma melalui mulut. Sel telur yang dibuahi berkembang
menjadi planula, yang mengendap dan tumbuh menjadi polip tunggal. Anemon juga
dapat bereproduksi secara aseksual, dengan tunas, pembelahan biner (polip
memisahkan menjadi dua bagian), dan pedal laserasi, di mana potongan-potongan
kecil dari piringan pedal pecah dan beregenerasi menjadi anemon kecil.
§ Koral
(Karang)
Koral cara hidupnya
berkoloni
membentuk massa yang
kaku dan
kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang
dibentuk oleh generasi
polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi
batu karang/terumbu.
Ada tiga tipe batu karang
yaitu karang pantai,
karang penghalang dan
karang atol. Reproduksi
koral pola dan
tipe reproduksi karang
sangat beragam.
Sebagian
besar karang
adalah monocious (hermafrodit), sebagian yang
lain adalah diocious. Di antara
karang-karang tersebut, ada yang
melakukan
pembuahan internal ada pula yang
eksternal. Karang yang melakukan pembuahan
internal disebut juga sebagai pengeram (brooders),
sedangkan yang
mejalani fertilisasi
eksteral disebut pemijah
(broadcast spawers). Karang pengeram
biasanya menghasilkan telur yang
lebih sedikit dari karang pemijah. Fertilisasi karang pemijah terjadi di dalam air laut. Fertilisasi
karang pengeram terjadi di dalam rongga gastrovaskuler, dimana telur menetap beberapa baris sebelum pemijahan
berlangsung.
Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari setelah bulan purnama.
Masing-masing spesies biasanya mempunyai jadwal tertentu untuk
memijah setiap tahunnya.
Banyak koral
bereproduksi dua kali dalam satu tahun. Sebagian besar koral melepaskan telur dan sperma ke dalam air, hasil fertilisasi membentuk zigot yang
akan berkembang menjadi
larva. Larva planula
dalam 4 jam pertama sebagian
besar terkosentrasi
di permukaan
air. Semakin
lama larva kehilangan
keterapungan (bouac)
sehingga
semakin
tenggelam dan larva semakin besar di air bagian bawah.
Jika tersedia substrat yang sesuai maka larva planula yang telah kehilangan
keterapungan nya akan menempel,
melekat di substrat dan
mengalami
metamorphosis, yang kemudian tumbuh membentuk karang baru. Penempelan larva dimulai jika larva planula yang competen dapat menemukan substrat yang
keras. Sebelum menempel,
planula berenang
di sekitar substrat untuk
mencari dan menguji
lokasi mana
yang
akan ditempeli bagian aboral planula diduga mempunyai semacam sensor yang berperan dalam pemilihan
substrat tersebut.
Jenis
koral berdasarkan
kemampuan
memproduksi kapur maka karang
dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu karang hermatipik
dan karang ahermatipik.
Karang hermatipik adalah karang yang dapat membetuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya di daerah tropis. Contohnya
adalah scleractiia, millepora, tubifora,
eliopora dan acropora.
Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini
merupakan
kelompok yang tersebar luas di seluruh dunia,
contohnya karang alcoaceae,
atipataria.
Perbedaan
utama karang
hermatipik dan Ahermatipik
adalah adanya simbiosis mutualisme antara karang hermatipik
dengan zooxatellae,
misalnya dari genus smbiodiium,
gmodiium microadriatum yang
hidup di koral. Zooxatellae tergantung cahaya matahari untuk fotosintesis, sehingga
harus hidup di tempat dangkal dan di air bersih. Air terpolusi menyebabkan zooxatellae
mati dan
karang akan kehilangan
warna. Peningkatan suhu
di lautan
juga menyebabkan coral
bleacing.
Coral bleacing dapat menyebabkan koral mati. Koral hermatipik membentuk terumbu karang dalam waktu ribuan tahun terdapat tiga jenis terumbu karang yaitu:
-
Friging reef
(terumbu karang
patai)
Friging reef
adalah terumbu karang yang tumbuh di sepanjang
pantai. Perkembangannya
bisa mencapai
kedalaman
40 meter dengan pertumbuhan
ke atas dan
ke arah luar menuju laut lepas. Contoh friging reef
adalah bunaken
(Sulawesi), pulau panaitan (banten), nusa
dua bali.
-
Barier
reef
(karang sawar terpisah)
Merupakan terumbu karang yang terletak pada jarak yang
relative jauh
dari pulau, sekitar 0,5 km ke arah
laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga
7,5 meter. Terkadang
membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang
lebarnya mencapai puluhan
kilometer. Umumnya
karang penghalang tumbu di sekitar pulau sangat besar atau membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh:
batuan tengah
(Kep. Riau), Spermonde
(Sulawesi Selatan),
kepulauan
Banggai (Sulawesi Tengah).
§ Atol
Terumbu karang cincin adalah terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau vulkanik yang tenggelam
sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Indonesia merupakan wilayah
terbesar ketiga yang dihuni oleh terumbu karang dengan luas 85.000 km. berdasarkan monitoring tahun 2000 terumbu karang di Indonesia
6% dalam kondisi
sangat baik, 4 % kondisi baik, 70% kondisi rusak dan butuh perbaikan. Kerusakan terumbu karang disebabkan pegambilan ikan
(BOM, sianida),
pegelolaan
pariwisata yang kurang bagus dan perubahan
cuaca.
e. Cubozoa
Cubozoa
dicirikan
dari medusa yang berbentuk kotak (kuboid) sehingga
dikenal sebagai box jellyfish.
Cubozoa dianggap lebih maju sehingga
dipisahkan dari Scypozoa.
Tentakel terdapat
pada empat sudut yang keluar dari struktur mirip pendulum
semua cubozoa hidup di laut dan merupakan perenang
yang
hebat. Box
jellyfish
seperti spesies Ciroex fleckeri dan Carukia
baresi sangat
beracun dan sengatannya dapat berakibat fatal terhadap manusia. Ciroex
racunnya lebih potensial dibandingkan kobra, namun
tidak semua spesies box jellyfish
berbahaya bagi manusia. Cubozoa
mempunyai bangsa, suku, 8 marga dengan kurang lebih 30 jenis. Cubozoa
dapat ditemukan
di hampir semua
perairan
tropis di seluruh
dunia.
Reproduksi Coelenterata
terjadi secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual dilakukan
dengan pembetukan tunas.
Pembetukan
tunas selalu terjadi
pada Coelenterata
yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan
tetap melekat pada tubuh
induknya sehingga membetuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembetukan gamet (ovum dengan
sperma). Gamet dihasilkan oleh
seluruh Coelenterata
bentuk medusa dan beberapa Coelenterata
bentuk polip. Contoh Coelenterata
berbentuk polip yang
membentuk gamet adalah hydra.
EKOLOGI
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan
hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel
untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air,
baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter
atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar
perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa
dapat bergerak bebas melayang di air.
PERANAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan
kosmetik / kecantikan, selain itu untuk makanan.
- Karang
atol, karang pantai, dam karang penghalang (barier) dapat melindungi
pantai dari abrasi air laut.
- Karang
merupakan tempat persembunyian dan perkembangbiakan ikan.
- Memiliki
nilai ekonomi yang tinggi, misal jenis batu karang merah.
- Batu
karang merupakan bahan pembuat kapur.
- Batu
karang sebagai taman laut, sehingga memberikan pemandangan yang indah.
- Kerangka
akar bahar (Euplxaura antiphetes) dapat digunakan sebagai gelang.
- Beberapa
jenis koral, melakukan simbiosis mutualisme dengan Dinoflagellata. Koral
dengan polipnya melindungi dinoflagella, sedangkan dinoflagella
menyediakan oksigen dan mendaur ulang sisa metabolisme koral. Koral
terkadang dapat hidup berkelompok dalam jumlah yang banyak dan membentuk
susunan yang disebut coral reef. Contohnya adalah The Great
Barrier Reef di Australia yang panjangnya hampir 2.000 km
DAFTAR
PUSTAKA
Aan
Permanasari, 2008 Referensi sains
dalam keidupan
manusia
Jakarta:IPA Abong
Sunardi,
2006
Media Pendidikan Biologi Avertebrata Jakarta: PT Widya
Duta Grafika
Adun
Rusyana, 2011 Zoologi Ivertebrata (Teori
da Praktik) Bandung: Alfabeta
No comments:
Post a Comment