Kompetensi Dasar:
3.7 Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya dalam kehidupan manusia
4.7 Membuat salah satu produk bioteknologi konvensional yang ada di lingkungan sekitar
Tempe adalah sumber protein bagi tubuh manusia. Tempe
juga merupakan hasil olahan makanan dari produk non susu, yang mana bahan dasar
utamanya adalah kedelai dan ragi. Dalam proses pembuatan tempe, setidaknya
terdapat empat jenis kapang yang dibutuhkan dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus,
Rhyzopus orizae. Keempat jenis kapang tersebut berfungsi untuk mengikat
keping-keping dari biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe
yang dapat dimakan.
Melalui proses
fermentasi yang terjadi memungkinkan adanya perubahan kimia pada protein,
lemak, dan karbohidrat, yang menjadikan kadar protein tempe jumlahnya sembilan
kali lipat lebih banyak daripada sumber protein lain. Dari dulu hingga saat
ini, tempe masih menjadi makanan sederhana yang mempunyai kandungan gizi
banyak, serta manfaat yang baik untuk tubuh manusia.
Dikutip dalam sumber
yang sama, beberapa khasiat tempe bagi tubuh manusia adalah sebagai berikut.
- Mencegah dan mengendalikan
diare
- Memperlancar pencernaan
- Mempercepat proses penyembuhan
duodenitis
- Menurunkan kadar kolesterol
- Menghambat resiko jantung
koroner, penyakit gula, dan kanker.
Proses Pembuatan Tempe
Tempe yang paling
dikenal baik di Indonesia dan juga di dunia adalah tempe kedelai. Pembuatan
tempe kedelai dapat melalui dua cara, yaitu tradisional dan modern. Secara umum
tidak ada perbedaan khusus antara tradisional
dan modern, hanya saja proses tradisional membutuhkan waktu yang
lebih lama dalam proses pengupasan kedelainya.
Berikut ini akan
dijelaskan proses pembuatan tempe dengan cara tradisional:
1. Pemilihan dan pencucian kedelai
·
Biji kedelai yang
dipilih untuk dijadikan sebagai bahan dasar tempe harus bagus, bernas, dan
padat berisi. Pemilihan tersebut digunakan agar dapat menghasilkan tempe yang
baik dan berkualitas nantinya.
·
Cara mencuci kedelai
dilakukan dengan air bersih dan berulang-ulang agar pasir dan kotoran tidak
menempel pada kedelai yang siap untuk diolah.
2. Perendaman awal
Kedelai
direndam dalam air selama 12 jam, yang mana dalam proses ini akan memudahkan
pengupasan kulit biji bekedelai. Pada saat kedelai direndam berlangsung proses
fermentasi oleh bakteri yang ada di air.
3. Pengupasan kulit
Pengupasan
kulit dapat dilakukan dengan cara biji kedelai yang
diinjak-injak (tempe dimasukkan ke dalam wadah karung bersih), jika produksi
tersebut dalam jumlah yang besar. Sementara itu, jika produksi rumahan maka
caranya bisa lebih higienis, yaitu dengan alat pengupas biji.
4. Perendaman lanjutan
Perendaman
lanjutan dilakukan agar kedelai mencapai tingkat keasaman yang baik, yaitu
sekitar 3,5 hingga 5,2 pH.
5. Pencucian kedelai yang telah direndam
Pencucian
berfungsi untuk menghilangkan bakteri dan mikroorganisme yang tumbuh selama
perendaman, serta membuang kelebihan asam dan lendir yang terproduksi
6. Perebusan lanjutan
·
Proses perebusan
lanjutan berfungsi sebagai proses sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme
yang tumbuh selama perendaman.
·
Lama perebusan
tergantung pada kondisi bahan. Umumnya proses ini memakan waktu 40-60 menit.
7. Penirisan dan pendinginan
Biji
yang telah direbus ditiriskan dengan ditebarkan di atas nampan yang lebar dan
besar agar lebih mudah tiris dan dingin.
8. Penambahan ragi
Penambahan
ragi pada kedelai dilakukan pada suhu sekitar 37°C. Setiap 10 kg biji kedelai,
takaran ragi yang digunakan adalah satu sendok makan. Kemudian di aduk dan
dicampur rata yang dilakukan di atas nampan.
9. Pembungkusan bahan
Bahan
untuk membungkus bisa menggunakan bahan alami seperti daun jati dan daun
pisang, atau bahan buatan seperti plastik yang dinilai lebih praktis dan
efisien. Jika dibungkus dengan plastic, lubangi kecil kecil terlebih dahulu plastic.
10. Fermentasi, pemecahan senyawa kompleks
·
Setelah dibungkus, calon
tempe difermentasikan pada suhu kamar 38-40°C. Suhu dijaga agar tidak lebih dan
tidak kurang dari suhu yang telah ditentukan, mengingat suhu memiliki peranan
penting apakah proses fermentasi itu berhasil atau tidak.
·
Proses fermentasi
didiamkan selama 1 hingga 2 hari untuk dapat menghasilkan tempe segar yang
dapat dikonsumsi.
No comments:
Post a Comment